Now you can Subscribe using RSS

Submit your Email
Touch ME slider for IOS, Android and Desktop.
Hardware accelerated using CSS3 for supported iOS
and enjoy the Amazing Slide Experience.
20 Mar 2016
Responsive Design, that will make you blow away.
Hardware accelerated using CSS3 for supported iOS
and enjoy the Amazing Slide Experience.
20 Mar 2016
Flexible Display providing efficient compatibility.
Hardware accelerated using CSS3 for supported iOS
and enjoy the Amazing Slide Experience.
20 Mar 2016
Customize it to the deepist according to the needs.
Hardware accelerated using CSS3 for supported iOS
and enjoy the Amazing Slide Experience.
20 Mar 2016

Jumat, 14 Juli 2017

“Istilah Mairil dan Nyempet, Kisah Biru di Pesantren”

Unknown
 Oleh : Tedi Dwi Sampurno
http://cssmora.org/institusi-pesantren-sebagai-produk-jihad-intelektual/

Mendengar kata pesantren, mungkin yang ada dibenak kita adalah sebuah tempat untuk membina ilmu khususnya perihal agama. Pesantren mengajarkan akhlak dan aqidah bagi santri atau didiknya agar kelak dapat menjadi tokoh dalam masyarakat. Namun, siapa sangka bahwa didalam pesantren justru terjadi praktek homoseksual diantara para santri.  Dalam pesantren umumnya anak laki-laki dan perempuan dipisahkan agar mereka tidak saling bertemu. Hal inilah kemudian muncul istilah mairil dan pentol korek dipesantren. Jika di Ponorogo ada istilah gemblak, maka dipesantren pun ada sebutan “mairil”. Definisinya pun tidak jauh berbeda. Mairil ini diistilahkan sebagai santri yang tampan berkulit putih dan bersih. Mereka yang memiliki wajah ganteng, tampan dan baby face biasanya menjadi incaran senior laki-laki.
Fenomena mairil sepertinya dianggap biasa, padahal hal ini bisa meningkat pada aktivitas seks yang melampaui batas. Dipesantren dikenal pula istilah “nyempet”. Nyempet adalah jenis atau aktivitas pelampiasan seksual dengan kelamin sejenis yang dilakukan seseorang ketika hasrat seksualnya sedang memuncak, sedangkan mairil merupakan perilaku kasih sayang kepada sesama jenis. Perilaku nyempet terjadi secara sesaat atau insidental sedangkan mairil relatif bertahan lama dan intensifnya panjang. Namun, fenomena ini nampaknya bukan menjadi hal tabu lagi bagi pesantren. Selain itu perilaku ini bukanlah didasarkan atas kelainan atau perasaan sama sama suka, melainkan lebih tepatnya disebabkan kurangnya intensifnya mereka bertemu dengan perempuan karena peraturan pesantren yang ketat. Kebiasaan tidur dan mandi bersama dengan sesama santri laki laki inilah diduga menjadi penyebab munculnya mairil dan nyempet karena keseringan mereka melakukan aktivitas bersama seperti mandi bersama, tidur bersama dsb. Selain itu aktivitas ini dilakukan karena semata mata untuk pelampiasan hormon yang tidak terbendung, terlebih para santri sedang memasuki usia pubertas. Biasanya aktivitas ini dilakukan secara sembunyi sembunyi oleh santri senior kepada santri baru tanpa diketahui oleh pengurus pesantren.
Namun, nampaknya tidak semua pengurus pesantren tidak mengetahui istilah mairil dan nyempet ini. kebanyakan mereka mengetahui dan menganggap ini sebagai hal yang wajar, karena nanti ketika mereka lulus dari pesantren juga akan hilang hilang sendiri. Budaya mairil, tidak bisa serta merta hilang begitu saja. Iklim sosiologis pesantren serta kurang kepedulian pengurus menjadi salah satu indikator munculnya perilaku. mairil dan nyempet. Namun, perilaku homoseksual ini bukanlah termasuk penyakit, apalagi disejajarkan dengan Schizophrenia. Penderita Schizophrenia yang berubah, seringkali tingkah polah mereka menjadi aneh ( bisa tampak lucu, ngoceh sendiri dsb). Kegagalan homoseksual dan lesbian seperti mairil pada budaya pesantren adalah fakta kegagalan parenting. Orangtua dan pengasuh seperti dipondok pesantren yang kurang peduli menjadi penyebab munculnya fenomena yang bukan menjadi hal tabu lagi. Seiring waktu mereka tumbuh bersama fantasi yang tidak bisa dikekang pada gilirannya mereka hanya tinggal menunggu hasil akhirnya. Kekecewaan mendalam, selalu disalahkan, dipermalukan didepan umum, kerap menjadi objek bullying dsb malah akan memperparah situasi ini dan tidak akan menyelesaikannya. Pilihan homoseksual atau lesbian bukan sesuatu yang baru datang, namun ada sejuta persoalan yang melatarbelakanginya. Oleh karena itu salah jika kita berteriak menghujat, memaki dengan tampil sebagai aparat, tokoh agama dsb hanya untuk menghakimi mereka, menyebut mereka gila dan tidak memeberikan winning solution untuk permasalahan ini.



“Ritual Inseminasi : Penanda Kedewasaan Dengan Minum Sperma”

Unknown
http://www.anehdidunia.com/2016/08/tradisi-seksual-paling-ekstrim-suku-suku-di-dunia.html

Homoseksualitas mungkin masih menjadi hal yang tabu untuk dibicarakan oleh kebanyakan masyarakat di Indonesia. Pembicaraan mengenai hal hal yang berbau seksual nampaknya masih dianggap sebagai topik yang bersifat privasi. Akhir akhir ini pembahasan mengenai LGBT seperti homoseksualitas banyak mendapat kecaman dan penghakiman dari berbagai kalangan karena dianggap bukan budaya ketimuran. Entah pernyataan tersebut didasari karena ketidaktahuan atau memang tidak mau mencari tahu bahwa sebenarnya budaya homoseksual ini telah berkembang dan mengakar lama dibeberapa tradisi masyarakat Indonesia. Maka dari itu pembahasan mengenai keberagaman gender dan seksualitas harusnya tidak menjadi sesuatu yang dianggap risih  untuk dibicarakan karena faktanya beberapa tradisi suku di Indonesia telah mengenal ini sejak lama sebagai basis peninggalan nenek moyang yang dijaga erat dan juga sebagai warisan kekayaan budaya dan kearifan lokal.
Perilaku homoseksual sudah sejak dulu ada, salah satunya dapat dijumpai pada ritual Inseminasi yang dilakukan secara turun temurun oleh kalangan orang Melanesia dari Papua, seperti orang suku Sambia dan Etoro. Praktek atau ritual ini disusun berdasarkan usia dan diarahkan kepada anak anak yang menginjak dewasa sebagai ritual menuju kedewasaan. Menurut kepercayaan mereka, anak laki laki yang menginjak dewasa harus dibersihkan dari unsur perempuan sebelum menjadi pribadi yang dewasa. Anak laki laki tercemar dengan unsur perempuan, melalui cairan perempuan seperti saat menyusui, dan kontak dengan Ibu serta anggota perempuan lainnya. Untuk mengindari kontaminasi perempuan lebih lanjut, maka diadakan ritual pembersihan yang disebut sebagai “Inseminasi”. Setelah usia tertentu, misalnya saat mulai menginjak remaja anak laki-laki diambil dari orangtuanya khususnya Ibunyan dan tinggal terpisah dari rumah untuk dikumpulkan dengan anak laki laki lain yang masih muda dan belum menikah. Mereka dikumpulkan kedalam rumah yang disebut sebagai rumah bujangan. Hal ini bertujuan untuk membina solidaritas antar kaum laki laki dalam suku, juga untuk mempersiapkan anak muda agar menjadi prajurit yang tangguh dan hebat.
Setelah berpisah dari keluarga khususnya Ibunya, anak laki laki dibesarkan dan dididik bersama dirumah bujangan sebelum mereka mempunyai istri. Agar dapat tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang tangguh, seorang anak laki-laki harus menyerap cairan semen atau sperma dari orang yang dianggap sudah dewasa. Akan tetapi sebelum ritual itu dimulai anak laki laki tersebut (suku Sambia) harus melewati dua ritual terlebih dahulu. Ritual pertama dimulai dengan mengeluarkan darah dari hidung dengan cara menusukkan kayu runcing atau batang rumput kering ke dalam hidung hingga berdarah. Ketika darah berhasil keluar dari hidung, maka upacara syukuran pun dilaksanakan. Mereka bahkan saling memeluk dan berjabat erat hingga menangis bersama tanda kebahagiaan. Setelah ritual tusuk hidung, anak laki laki suku Sambia akan dicambuk hingga dipukuli. Ritual ini dipercaya untuk menguatkan fisik dan mental mereka agar menjadi prajurit yang tangguh.
Setelah melewati kedua ritual tersebut, ritual meminum air sperma pun dimulai. Cara menerima cairan laki laki dewasa ini dapat dilakukan dengan menelan sperma melalui oral seks (fellatio) atau sebagai pihak yang dipenetrasi dalam hubungan seks anal homoseksual. Laki laki yang menyumbangkan spermanya sebagai inseminator adalah anggota suku yang dianggap lebih tua dan dewasa, biasanya berasal dari paman mereka, atau jika anak tersebut telah dijodohkan sebelumnya maka sang mertua laki laki atau calon kakak ipar anak itu dianggap sebagai inseminator yang tepat. Ritual dan aktivitas ini berlanjut dan dilakukan terus menerus sejak masa akhir anak anak dan selama masa remaja dalam rumah bujang. Ritual dapat dianggap selesai jika anak laki laki tersebut telah menyerap cukup unsur laki laki dewasa, yaitu ketika sang anak telah dianggap dewasa (berumur 20 tahun), atau biasanya ketika kumis dan jenggotnya mulai tumbuh dan sudah siap untuk menikah.
Mungkin tradisi ini dianggap sebagai sesuatu yang menjijikkan bagi sebagian orang khususnya generasi milenial, namun itulah yang terjadi bahwa faktanya keberagaman gender dan seksualitas seperti homoseksualitas sudah tumbuh dan berkembang sejak lama. Masyarakat yang mengetahui hal ini menghormati sebuah tradisi suku Sambia karena menjadi warisan budaya yang tidak bisa ditolak begitu saja.




Kamis, 13 Juli 2017

Unknown
Warok dan Gemblak : Homoseksualitas Dalam Budaya
Oleh : Tedi Dwi Sampurno
https://www.google.co.id/search?q=warok+dan+gemblak&source=lnms&tbm=isch&sa=X&sqi=2&ved=0ahUKEwi71dL5rYbVAhXMk5QKHSbqCCQQ_
AUIBigB&biw=1366&bih=613#imgrc=5WEMgG-BVInT6M:


Pada umumnya, kita membedakan jenis kelamin manusia menjadi 2, yaitu laki laki dan perempuan. Namun tahukah bahwa dibeberapa suku ada yang membedakan jenis kelamin atau gender menjadi 5 seperti halnya masyarakat Bugis. Masyarakat suku Bugis di Sulawesi Selatan mengenal adanya 5 gender, yaitu laki-laki, perempuan, calalai (perempuan maskulin yang biasanya mempunyai pasangan perempuan lain, calabai ( lelaki feminim yang biasanya berpasangan dengan lelaki) dan Bissu yang dianggap kombinasi atau percampuran dari keempat gender yang ada. Selain itu bahkan suku Muangthai mengenal pembagian gender menjadi 10.
Tidak bisa dipungkiri bahwa keberagaman gender dan seksualitas ada dan berkembang di Indonesia. Namun, keberagamaan gender dan seksualitas nampaknya tidak mendapat tempat dimasyarakat. Masyarakat seakan bersikeras, memaksa dan mengakui adanya dua gender saja yaitu lelaki dan perempuan dengan sebuah keharusan yang harus dipenuhi. Sebuah keharusan ini misalnya laki laki harus maskulin dan perempuan harus feminim. Seseorang yang melampaui batas dengan keharusan tersebut akan dianggap menyimpang dengan nilai yang ada dan dianggap sebuah pelanggaran terhadap ajaran agama. Sebagai contoh seorang waria, gay, ataupun lesbian mungkin akan dianggap minoritas dan didiskriminasi oleh masyarakat pada umumnya walaupun sebagian mereka juga diterima kedalam sebuah tempat tempat hiburan.
Namun satu hal yang tidak bisa dibantah bahwa seksualitas adalah satu bagian yang dimiliki manusia. Seksualitas adalah bagaimana manusia mengalami, menghayati dan mengekspresikan diri sebagai mahluk seksual. Banyak masyarakat Indonesia yang berpendapat bahwa perilaku seksual seperti homoseksual tidak dibenarkan dalam persepektif agama maupun budaya lokal karena melanggar nilai nilai yang ada. Tapi sebenarnya homoseksual ini telah lama tumbuh dan berkembang didalam beberapa tradisi dan budaya di Indonesia. Sebagai contoh adalah hubungan homoseksual yang terjadi dalam kesenian warok-gemblak
Keberadaan warok-gemblak di Ponorogo tidak bisa dilepaskan dari kesenian rakyat yang di sebut Reog yang telah menjadi trademark Kabupaten Ponorogo. Warok merupakan tokoh utama dalam pertunjukkan reog yang digambarkan sosok yang sakti atau tangguh. Keberadaan warok kemudian menjadi tokoh sentral dalam kesenian reog tersebut. Dalam kesenian reog, selain warok sebagai tokoh sentral juga dikenal keberadaan tokoh pembarong yaitu tokoh yang membawa barongan serta gemblak atau remaja laki laki berparas tampan yang menjadi pendamping warok. Relasi antara warok dan gemblak tersebutlah yang kemudian dapat dikategorikan sebagai bentuk relasi homoseksual yang telah melembaga dalam tradisi reog ponorogo.
Keberadaan gemblak selalu diperankan oleh remaja laki laki berparas tampan yang berusia antara 10 sampai 17 tahun. Lebih lanjut lagi dijelaskan bahwa persyaratan gemblak haruslah laki laki karena seorang warok tidak boleh kesengsem atau jatuh cinta kepada perempuan. Jika pantangan ini dilanggar maka kekebalan warok akan hilang, kulit menjadi empuk, tulang menjadi rapuh dan perut menjadi seperti gedebog pisang. Dalam pertunjukkan reog ponorogo pun, seorang warok yang digambarkan sosok yang sakti memiliki banyak sekali prasyarat yang harus dipenuhi sebelum melakukan pementasan. Salah satu prasyarat yang harus dipenuhi adalah tubuh harus bersih karena akan di isi dengan kekuatan dan kesaktian. Oleh sebab itu calon warok harus bisa mengekang segala hawa nafsu, menahan lapar dan haus, juga tidak bersentuhan dengan perempuan.
Dari segala persyaratan yang harus dipenuhi maka muncul apa yang disebut sebagai gemblakan. Gemblakan adalah suatu upaya warok untuk menyalurkan hasrat dan emosi seksualnya kepada sesama jenis karena dalam pantangannya warok jelas dilarang untuk berhubungan dengan wanita. Oleh sebab itu kemudian warok memiliki gemblak, yaitu anak laki laki usia 12-17 tahun berparas tampan dan terawat yang dipeliharanya sebagai klangenan. Seorang gemblak memiliki peranan sebagai penari jaranan yang didandani menyerupai wanita. Namun selain peranannya dalam pertunjukkan, peranan gemblak juga akan berlanjut dalam kehidupan pribadi sang warok yang menjadi pengasuhnya.
Untuk meminang seorang gemblak, biasanya warok harus melakukan pinangan sebagaimana halnya tradisi dalam perkawinan. Seorang gemblak yang dipilih oleh warok  berdasarkan ketampanan dan kebersihannya. Sang warok biasanya meminang dengan mas kawin beberapa ekor sapi betina dan sebidang tanah. Setelah dipinang, gemblak akan dipenuhi segala kebutuhannya dan mulai diperlakukan layaknya seorang istri sungguhan. Kepemilikan gemblak ini juga menunjukkan status sosial sang warok. Semakin banyak gemblak yang dimiliki warok maka semakin tinggi pula status sosial yang dimiliki sang warok dan menjadi kebanggannya. Selain itu pada umumnya kerelaan menjadi gemblak biasanya terjadi karena masalah ekonomi keluarga. Menjadi seorang gemblak dapat meningkatkan ekonomi keluarga, itulah sebabnya sang keluarga merelakan anak laki lakinya untuk dipinang demi kesejahteraan anak dan keluarganya sendiri.
Fenomenan hubungan antara warok dan gemblak dalam kenyataannya dapat diterima oleh masyarakat Ponorogo dan menjadi sesuatu yang wajar wajar saja. Keberadaan warok sebagai sosok yang sakti telah membentuk seorang warok dianggap daya supranatural yang tinggi sehingga terlihat kharismatik dan disegani oleh masyarakat. Adapun relasi antara warok dan gemblak sebagai hubungan homoseksualitas dalam kacamata masyarakat dianggap sebagai konsekuensi yang harus dijalani untuk memperoleh kesaktian, bukan semata mata untuk melampiaskan nafu seksual. Terakhir, preferensi warok dan gemblak untuk menjadi homoseksual bukan semata mata karena orientasi seksual mereka yang mengarah kepada homoseksual, melainkan lebih mengarah kepada pemenuhan pantangan dan siasat untuk tidak berhubungan dengan wanita. Selain itu juga untuk membantu kondisi ekonomi gemblak. Keberadaan dan eksistensi warok – gemblak dapat diterima oleh masyarakat lokal karena telah menjadi tradisi dan kearifan lokal dan sang warok tetaplah menjadi sosok atau tokoh yang disegani tanpa harus merasa malu menjadi tokoh warok


Rabu, 15 Februari 2017

Unknown
“Khoirul Anwar, Tukang Ngarit Penemu 4G”



Mungkin nama ini masih belum banyak diketahui oleh kalangan pemuda, terutama mereka yang saat ini menikmati kemudahan sinyal 4G. Khoirul Anwar dianggap gila. Ditertawakan, bahkan dicemooh dan gagasannya dianggap tidak masuk akal. Dari negeri Sakura, Khoirul Anwar terbang ke Autralia. Tetap dengan ide yang sama, Anwar berusaha untuk meyakinkan gagasannya kepada ilmuan Australia. Sayangnya, ilmuan negeri kanguru tersebut juga memandangnya sebelah mata. Pemikiran Anwar dianggap sebagai sampah dan hanya membuang buang waktu saja.
Anwar lahir di Kediri, Jawa Timur, pada 22 Agustus 1978. Dia bukan dari kalangan ningrat, atau anak dari juragan kaya. Sang Ayah, Sudjiarto hanya seorang buruh tani. Begitu pula sang bunda, Siti Patmi. Keluarga Anwar menyambung hidup dengan menggarap sawah tetangga mereka di Dusun Jabon, Desa Juwet Kecamatan Kunjang. Saat masih kecil, Anwar terbiasa ngarit, mencari rumput untuk makan ternak. Pekerjaan ini ia lakoni untuk meringankan beban orangtua. Dia biasa ngarit setiap pulang sekolah, dan pekerjaan ini ia lakoni dengan setulus hatinya.
Meski hidup disawah, bukan berarti Anwar tidak kenal dunia pendidikan. Anwar menyukai aktivitas membaca buku, terutama buku mengenai Albert Einstein dan Michael Faraday. Hobi ini belum tentu dimiliki oleh anak anak lain. Dari buku buku yang dibacanya, serta kedua tokoh ilmuan yang menginspirasinya, Anwar berharap suatu saat bisa menjadi seperti sosok yang diidolakannya itu. Tetapi, cita cita tersebut hampir saja musnah. Saat sang Ayah meninggal pada tahun 1990. Sang tulang punggung telah tiada. Siapa yang akan menopang keluarga? Perekonomian sudah tentu akan lebih sulit dari sebelumnya. Padahal saat itu, Anwar baru saja menapak sekolah dasar. Anwar tentu saja khawatir, sang Ibu tidak dapat membiayai sekolah Anwar. Tetapi dengan tekatnya yang kuat Anwar memberanikan diri, mengungkapkan keinginannya yang kuat kepada sang Ibu. Anwar sudah siap apabila sang Ibu menyatakan tidak sanggup. Tapi, jawaban yang dia dengar diluar dugaan. Bu Patmi malah mendorongnya untuk bersekolah setinggi mungkin.
“Nak, kamu tidak usah kesawah lagi. Kamu saya sekolahkan setinggi tingginya sampai tidak ada lagi sekolah yang tinggi didunia ini,” ucap Anwar terbata, karena ia tak sanggup menahan haru saat ia mengingat perkataan Ibunya itu. Perkataan itu menjadi bekal Anwar untuk melanjutkan langkah meraih mimpi. Lulus SD, dia diterima di SMP 1 Kunjang. Kemudian ia meneruskan ke SMA 2 Kediri. Salah satu SMA favorit dikota Tahu itu. Saat SMA itulah, dia memilih untuk tinggal dirumah kost, tidak jauh dari sekolah, karena memang jarak antara rumah dan sekolah agak jauh. Dia sadar betul pilihan ini akan menjadi beban sang Ibu. Masalah itu akhirnya membuat Anwar harus memutar otak. Dia lalu memutuskan untuk benar benar berhemat, bahkan Anwar tidak pernah sarapan demi menghemat pengeluaran.
Lulus dari SMA, Anwar lalu melanjutkan pendidikan ke Institut Teknologi Bandung (ITB). Dia diterima dijurusan Teknik Elektro dan ditetapkan sebagai lulusan terbaik pada tahun 2000. Dia kemudian mengincar beasiswa dari Panasonic dan ingin melanjutkan ke jenjang magister disebuah Universitas di Tokyo. Sayangnya, Anwar tidak lolos seleksi di Universitas tersebut. Alhasil, dia memutuskan untuk beralih ke Nara Institute of Science and Technology NAIST dan diterima. Di Universitas tersebut, Anwar mengembangkan tesis berbasis teknologi transmitter dan menggarap disertasi bertema sama dalam program doktoral di Universitas yang sama pula
Pemikiran Anwar yang ditertawakan banyak ilmuan itu adalah tentang power atau catu daya pada Wi-fi. Dia resah, sebab ketika ia mengakses internet, catu daya itu kerap tidak stabil. Kadang bekerja kuat dan cepat, terkadang juga melambat. Banyak orang yang mengeluhkan koneksi Internet seperti ini. Tidak mau mengeluh, Anwar berusaha memutar otak. Pria asal Kediri Jawa Timur ini ingin memberikan solusi. Dia menggunakan algoritma Fast Fourier Transform (FFT) berpasangan. FFT merupakan algoritma yang digunakan sebagai pengolah sinyal digital. Anwar memasangkan FFT dengan FFT asli. Dia menggunakan hipotesis, cara tersebut akan menguatkan catu daya sehingga bisa stabil
Ide atau gagasan itulah yang diolok olok ilmuan pada tahun 2005. Karena, banyak ilmuan yang menganggap jika FFT dipasangkan, keduanya akan saling menghilangkan. Tapi, dia tak berhenti sampai disitu. Ilmuan Australia dan Jepang boleh menganggapnya sebagai bahan lelucon. Anwar kemudian terbang ke Amerika. Dengan ide yang sama ia mempresentasikan gagasannya tersebut ke ilmuan negeri Paman Sam. Tanggapan mereka berbeda. Di Amerika, Anwar mendapat sambutan yang luar biasa. Ide yang dianggap sampah oleh ilmuan Jepang dan Australia itu, nyatanya mendapat paten. Diberi nama Transmitter and Receiver, dunia menyebutnya 4G LTE. Fouth Generation Long Term Evolution
Yang lebih mencengangkan lagi, pada tahun 2008 ide yang dianggap sampah itu dijadikan sebagai standar telekomunikasi oleh International Telecommunication Unioin (ITU), sebuah organisasi internasional yang berbasis di Genewa, Swiss. Standar itu mengacu pada prinsip kerja dari gagasan Anwar. Lantas, dua tahun kemudian, temuan itu diterapkan pada satelit. Kini kemudahan internet 4G telah dinikmati oleh umat manusia diseluruh dunia. Dengan alat ini, komunikasi menjadi lebih stabil.
Ternyata karya besar ini dilatarbelakangi oleh masa kecil Anwar. Dulu, ia suka menonton serial kartun Dragon Ball. Dalam film itu, dia terkesan dengan sang lakon utama, Son Goku yang mengeluarkan jurus andalan berupa bola energi, Genkidama. Untuk membuat bola tersebut, Goku tidak menggunakan energi dalam dirinya yang sangat terbatas. Goku meminta seluruh alam agar menyumbangkan energi. Berawal dari situ, prinsip itulah yang menjadi inspirasi bagi Anwar. Dia menerapkannya pada teknologi 4G yang menggunakan tenaga dari luar sumber aslinya. Dan, Anwar kini telah menjadi sosok yang menginsipirasi banyak kalangan. Semangatnya yang tak pantang menyerah membuat karya Anwar kini dinikmati oleh banyak orang, termasuk para ilmuan yang dulu memandangnya sebelah mata.


Referensi :
Dream.co.id


Selasa, 14 Februari 2017

Unknown
“Mohammad Hatta, Cerita Di Balik Kesederhanaan dan Kejujuran”



Nama Mohammad Hatta tidak pernah lepas dari perjuangan dan jerih payah bangsa Indonesia dalam mencapai kemerdekaan. Pria yang akrab disapa Bung Hatta itu merupakan pejuang kemerdekaan Indonesia dimasa penjajahan Belanda, Jepang dan di masa revolusi. Bersama Soekarno, Bung Hatta menandatangani teks proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, dan disebut sebut sebagai sang proklamator, the founding fathers.
Bung Hatta, cerita dibalik kesederhanaan dan kejujuran seorang pemimpin bangsa inilah yang patut dijadikan teladan. Bung Hatta dilahirkan di Bukittinggi, 12 Agustus 1902. Dikota kecil dan indah inilah, Bung Hatta dibesarkan dilingkungan keluarga Ibunya. Ayahnya, Haji Mohammad Djamil, meninggal ketika Hatta berusia delapan bulan. Dari ibunya, Hatta memiliki enam saudara perempuan. Ia adalah anak laki-laki satu-satunya. Sejak duduk di MULO di kota Padang, ia telah tertarik pada pergerakan. Sejak tahun 1916, timbul perkumpulan-perkumpulan pemuda seperti Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Minahasa. dan Jong Ambon. Hatta masuk ke perkumpulan Jong Sumatranen Bond. Sebagai bendahara Jong Sumatranen Bond, ia menyadari pentingnya arti keuangan bagi hidupnya perkumpulan. Tetapi sumber keuangan baik dari iuran anggota maupun dari sumbangan luar hanya mungkin lancar kalau para anggotanya mempunyai rasa tanggung jawab dan disiplin. Rasa tanggung jawab dan disiplin selanjutnya menjadi ciri khas sifat-sifat Mohammad Hatta.
Pada tahun 1921, Hatta tiba di Belanda dan ia mendaftar sebagai anggota Indische Vereniging. Perkumpulan yang menolak bekerjasama dengan Belanda itu kemudian berubah nama menjadi Perhimpunan Indonesia (PI). Sejak tahun 1926 sampai 1930, berturut-turut Hatta dipilih menjadi Ketua PI. Di bawah kepemimpinannya, PI berkembang dari perkumpulan mahasiswa biasa menjadi organisasi politik yang mempengaruhi jalannya politik rakyat di Indonesia. Sehingga akhirnya diakui oleh Pemufakatan Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPI) PI sebagai pos depan dari pergerakan nasional yang berada di Eropa. PI melakukan propaganda aktif di luar negeri Belanda. Hampir setiap kongres intemasional di Eropa dimasukinya, dan menerima perkumpulan ini. Selama itu, hampir selalu Hatta sendiri yang memimpin delegasi.
Pada bulan Juli 1932, Hatta berhasil menyelesaikan studinya di Negeri Belanda dan sebulan kemudian ia tiba di Jakarta. Antara akhir tahun 1932 dan 1933, kesibukan utama Hatta adalah menulis berbagai artikel politik dan ekonomi. Hatta pernah dibuang dan diasingkan ke Papua oleh pemerintahan kolonial Belanda. Pada bulan Januari 1935, Hatta dan kawan-kawannya tiba di Tanah Merah, Boven Digoel (Papua). Kepala pemerintahan di sana, Kapten van Langen, menawarkan dua pilihan: bekerja untuk pemerintahan kolonial dengan upah 40 sen sehari dengan harapan nanti akan dikirim pulang ke daerah asal, atau menjadi buangan dengan menerima bahan makanan in natura, dengan tiada harapan akan dipulangkan ke daerah asal. Hatta menjawab, bila dia mau bekerja untuk pemerintah kolonial waktu dia masih di Jakarta, pasti telah menjadi orang besar dengan gaji besar pula. Maka tak perlulah dia ke Tanah Merah untuk menjadi kuli dengan gaji 40 sen sehari.
Pada tanggal 3 Februari 1942, Hatta dan Sjahrir dibawa ke Sukabumi. Pada tanggal 9 Maret 1942, Pemerintah Hindia Belanda menyerah kepada Jepang, dan pada tanggal 22 Maret 1942 Hatta dan Sjahrir dibawa ke Jakarta. Pada masa pendudukan Jepang, Hatta diminta untuk bekerja sama sebagai penasehat. Hatta mengatakan tentang cita-cita bangsa Indonesia untuk merdeka, dan dia bertanya, apakah Jepang akan menjajah Indonesia? Kepala pemerintahan harian sementara, Mayor Jenderal Harada. menjawab bahwa Jepang tidak akan menjajah. Namun Hatta mengetahui, bahwa Kemerdekaan Indonesia dalam pemahaman Jepang berbeda dengan pengertiannya sendiri. Pengakuan Indonesia Merdeka oleh Jepang perlu bagi Hatta sebagai senjata terhadap Sekutu kelak. Bila Jepang yang fasis itu mau mengakui, apakah sekutu yang demokratis tidak akan mau? Karena itulah maka Jepang selalu didesaknya untuk memberi pengakuan tersebut, yang baru diperoleh pada bulan September 1944. Selanjutnya pada 17 Agustus 1945, bersama Soekarno, Bung Hatta menandatangani naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia yang kemudian menjadi ujung tombak perjuangan awal bangsa Indonesia. Karenanya, Bung Karno dan Bung Hatta dikenal sebagai sang Proklamator.
36 tahun sudah Bung Hatta berpulang ke pangkuan Ilahi. Tepat pada 14 Maret 1980, pria kelahiran 12 Agustus 1902 ini menghembuskan nafas terakhirnya pada usia 77 tahun di RS Cipto Mangunkusumo Jakarta. Bung Hatta dikebumikan di TPU Tanah Kusir selang satu hari kemudian. Bung Hatta merupakan sosok yang jarang sekali ditemukan pada sosok pemimpin bangsa saat ini. Sosoknya yang rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara berbanding terbalik dengan para pemangku kepentingan saat ini yang banyak terjerat kasus korupsi. Bung Hatta merupakan sosok sederhana yang tidak memperkaya diri sendiri dari jabatan yang dimilikinya. Padahal jika ia mau, tidaklah sulit. Sebab, berbagai posisi penting pernah dijabatnya antara lain wakil presiden dan perdana menteri.
Begitu sederhananya sampai sampai pria yang mendapat gelar Drs dari Nederland Handelshogeschool, Rotterdam Belanda itu hingga akhir hidupnya tidak mampu membeli sepatu Bally yang sangat diimpikannya. Seperti yang diceritakan sekretaris pribadi Bung Hatta, Iding Wangsa Widjaja, suatu ketika Bung Hatta pernah melewati pertokoan diluar negeri. Saat itu Bung Hatta melihat sepasang sepatu Bally yang terpampang dietalase toko. Bung Hatta sangat terkesima dan ingin memiliki sepatu Bally itu. Sampai sampai guntingan iklan sepatu Bally itu disimpannya didalam dompet dan berharap agar suatu saat bisa membelinya.
Namun, hingga akhir hayatnya, sang proklamator bahkan tidak mampu untuk membeli sepatu favoritnya itu. Penyebabnya, uang tabungannya tidak pernah cukup karena selalu dipakai untuk membiayai keperluan rumah tangga, membantu saudara dan kerabatnya. Bahkan, diusia tuanya Bung Hatta hidup dengan sangat memprihatinkan. Hidup sangat sederhana sebagai pensiunan seorang Wakil Presiden, ternyata belum cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Ironisnya, Bung Hatta tidak mampu untuk membayar pajak bumi bangunan, air bahkan tagihan listrik. Ali Sadikin terhenyak dan tersentuh hatinya ketika mendengar kabar tersebut. Seorang mantan Wakil Presiden tidak mampu membayar iuran air, pajak bangunan dan listrik karena saking kecilnya uang pensiunan. Gubernur legendaris itu sangat terharu melihat kondisi Bung Hatta. Seorang pemimpin yang jujur hingga hidup susah dihari tua. Maka tergeraknya Bang Ali untuk membantu Hatta. Sang Letnan Jenderal Marinir itu melobi DPRD DKI untuk menjadikan Bung Hatta sebagai warga kota utama, dengan begitu Bung Hatta terbebas dari iuran air dan PBB.
Ironi, seorang proklamator, mantan Wakil Presiden, mantan perdana menteri dan seorang Bapak Bangsa Indonesia bahkan tidak sanggup untuk membayar listrik dan air. Tapi itulah kejujuran Bung Hatta. Padahal jika ia mau main proyek, Hatta tentu saja bisa menjadi seorang yang kaya tujuh turunan. Lain lagi menurut Jenderal Hoegeng, jika ada sosok yang membuat Jenderal Hoegeng merasa kagum akan kejujuran seseorang, maka Mohammad Hatta adalah orangnya. Jika Jenderal Hoegeng yang terkenal paling jujur saja sampai kagum, maka bisa dibayangkan betapa jujurnya Bung Hatta.
Bung Hatta adalah sosok yang membuat Hoegeng selalu malu untuk melakukan tindakan hina seperti korupsi. Apalagi setelah Hoegeng tahu bagaimana melaratnya Hatta setelah mundur sebagai seorang Wakil Presiden tahun 1956. “Ketika Bung Hatta mengundurkan diri dari jabatan Wakil Presiden, diberitakan dia hanya mempunyai uang tabungan Rp.200. Uang pensiunannya pun tidak cukup untuk membayar biaya listrik”, tulis Jenderal Hoegeng dalam memoarnya. Berapa nilai uang Rp.200 pada saat itu jika dihitung dengan kondisi sekarang? seorang prajurit TNI saat itu bercerita, saat tahun 1956 gajinya Rp.125 per bulan. Ironi sekali bukan, seorang Wakil Presiden RI hanya memiliki uang nyaris setara dengan prajurit TNI berpangkat rendah. Saat pensiun, Hatta juga menolak semua jabatan komisaris BUMN atau posisi lain yang sebenarnya bisa membuat hidupnya kaya. Tapi Hatta menolaknya dengan mentah karena bukan rahasia umum lagi jika komisaris BUMN hanya makan gaji buta. Hatta tidak pernah sudi memeras bangsanya dengan menduduki jabatan seperti itu.
Seperti kata beliau yang akan selalu hidup dan dikenang oleh seluruh generasi pemuda, “Indonesia merdeka bukan tujuan akhir kita. Indonesia merdeka hanya syarat untuk bisa mencapai kebahagiaan dan kemakmuran rakyat”. Maka terpujilah pejabat yang jujur sepertimu Bung Hatta. Semoga kisahmu dapat dikenang dan diterapkan oleh pemimpin bangsa saat ini.

Referensi :
Merdeka.com
http://www.biografiku.com/2009/08/biografi-mohammad-hatta.html

 

Kamis, 26 Januari 2017

Unknown

"Mahasiswa.. Perkaya Negaramu, Jangan Hanya Isi Dompetmu!!"



Semakin bertambahnya tahun, bergantinya bulan dan bergesernya hari seakan akan membuat Tridharma pergururan tinggi hanya menjadi omongan belaka. Banyak mahasiswa yang mulai lalai akan tugas dan tanggungjawab yang sebenarnya. Apakah seorang itu akan disebut sebagai seorang mahasiswa jika hanya berorientasi untuk memperkaya diri? Diakui maupun tidak, sekarang ini banyak sekali mahasiswa yang ingin cepat lulus, bekerja ditempat terbaik dan mendapat gaji yang besar untuk memperkaya diri, seakan akan memperkaya negara bukan lagi menjadi sebuah prioritas.   
Kita lihat, apakah dilingkungan kampusmu masih banyak mahasiswa yang secara sukarela mengabdi kepada masyarakat. apakah masih banyak mahasiswa S2 yang lulus dan kembali kenegara asalnya untuk membangun negara yang telah memberikan beasiswa kepadanya. serta apakah masih banyak kegiatan dikampusmu yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar. jangan jangan event yang kamu buat selama ini hanya untuk hedonisme semata. Karena, jika mahasiswa hanya memikirkan diri sendiri dan mengabaikan kepentingan bangsa, lantas siapa agent of change yang sebenarnya? bukankah generasi penerus bangsa yang berpendidikan tinggi merupakan harapan bagi perkembangan dan kemajuan sebuah negara?






Coprights @ 2016, Blogger Templates Designed By Templateism | Templatelib